Jumat, 30 Januari 2009

Pengangkatan Anak (Bagian I)

Dalam sistem hukum positif di Indonesia mengenai pengangkatan anak diatur dalam sekurangnya 3 peratauan perundang-undangan. Pengatauran ini, meliputi fungsi perlindungan anak, yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. UU Perlindungan Anak bisa dikatakan sangat protektif dalam hal pengangkatan anak, hal ini dimaklumi karena Indonesia salah satu negara dengan perdagangan manusia yang besar di Asia dalam hal ini perdagangan anak. Namun, yang paling penting di ingat adalah perintah dari UUD 1945, yang menyatakan; 'fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara'. Maksudnya, bukan dipelihara harus tetep ada...;-D...tapi menjadi tanggung jawab negara (pemerintah) yang kemudian diimplementasikan dalam kebijakan negara serta pembagian peran dalam pelaksanaannya.

UU No. 23 ini, terdiri dari 93 pasal, mengatur berbagai hal diantaranya; pengasuhan dan pengangkatan anak termasuk didalamnya pengangakatan anak antar WNI dan pengangkatan anak oleh WNA serta pengankatan anak WNA oleh WNI, perlindungan anak, peran serta masyarakat dan diadakannya Komisi Perlindungan Anak serta ketentuan-ketentuan pidananya. Demikian pula diatur mengenai hak dan kewajiban anak yang salah satunya harus patuh kepada oang tua, selain itu perwalian juga diatur dan seterusnya termasuk perlindungan agama dan kepercayaan anak.

Untuk mengimplemantasikan perlindungan anak dalam proses pengankatan anak serta perlindungannya tadi, maka sesuai perintah UU tersebut diatas diimperatifkan untuk diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP).

PP yang mengatur proses dan persyaratan dalam pengangkatan anak adalah Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak. Pengaturan proses dalam pengangkatan anak, serta syarat-syarat orang tua angkat dan calon anak angkat, proses atau prosedur pengakatan anak serta jenis pengangkatan anak (secara adat atau hukum (penetapan pengadilan)).

Dan, terkahir adalah Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. UU Pengadilan Agama penting apabila dalam pengakatan anak itu adalah anak-anak beragama Islam demikian pula sang calon orang tua angkat beragama Islam.

Baik UU Perlindungan Anak dan PP No. 45/2007 sangat menekankan unsur keyakinan atau agama baik si anak atau orang tua sehingga ini yang kemudian mengubah konsepsi Peradilan Agama untuk juga memiliki kewenangan dalam pengangkatan anak. Hal ini juga penting mengingat dalam sistem hukum Islam berbeda dengan hukum lain, semisal pengangkatan anak tidak memutuskan nasab (garis darah) anak dengan orang tua kandung (biologisnya). Kemudian anak angkat bukanlah salah satu dari ahli yang ditetapkan dalam sistem hukum waris Islam.

Disinilah uniknya hukum Islam, anak adalah hanya anak kandung (yang memiliki struktur DNA yang sama dengan Orang tuanya) sedang anak angkat tidak. Kosekuensinya tidak dapat dijadikan nasab dari si orang tua angkat (X bin Y). Bayangkan, bila anak angkat bisa memutus nasab, maka akan banyak terjadi perkawinan insest karena si anak angkat tidak tahu kalau yang menjadi lawannya itu...adik atau kakak kandungnya sendiri.
Jadi jika anda berminat menjadi orang tua angkat coba lihat pengaturannya pada UU Perlindungan Anak, PP No. 54/2007 dan bila ingin melakukan pengangkatan anak secara agama terutama Islam, silahkan buka-buka UU PA. .(lim,30/01/09)

Berminat Mendirikan Perusahaan Pers?

Untuk mendirikan perusahaan pers, maka beberapa ketentuan yang harus diperhatiakan dengan melihat ketetentuan sebagai mana dalam UU PT, UU Pers dan Peraturan Dewan Pers.

Menurut perat DP: perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.

Perusahaan pers sebagaimana halnya mendirikan perseroaan tunduk pada ketentuan UU No. 40/2007, ketentuan untuk tunduk ini diamarkan dalam Peraturan Dewan Pers Nomor: 4/Peraturan-DP/III/2008 Tentang Standar Perusahaan Pers, dalam ketentuan nomor 2, dikatakan;
“Perusahaan pers berbadan hukum perseroan terbatas dan badan-badan hukum yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Karenanya ketentuan pendirian perusahaan pers harus tunduk kepada UU PT, baik perusahaan pers yang akan didirikan tertutup atau terbuka, kesemuanya diatur oleh UU PT.

Apa resiko yang bakal dihadapi oleh perusahaan pers bila mendasarkan bentuk atau pendiriannya dengan UU PT? Sudah pasti, tidak ada yang istimewa dalam perusahaan pers karena tnduk kepada UU PT, otomatis perusahaan pers sama dengan perusahaan lain yang berorientasi mencari keuntungan atau sebagai badan usaha. Dengan kata lain, perusahaan pers juga sama sebagaimana diatur dalam Pasal 1 (1), UU PT, yang mendefinisikan Perseroan Terbatas, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Hampir semua kualifikasi harus dipenuhi oleh perusahaan pers, seperti; keharusan melaksanakan CSR, bisa dilakukan; penggabungan (merger), peleburan (consolidation), pengambilalihan (akuisisi), sejumlah laporan dan sebagainya. Dilain pihak sebagai perusahaan pers maka sebagai ikutan menjadi penting persyaratan untuk terdata di Dewan Pers.

Selain itu, sebagaimana standar Dewan Pers, adanya keharusan untuk menggaji wartawan sebanyak 13 kali, pemberian kesejahteraan atas wartawan dan karyawan sebagaimana UU Ketangakerjaan, tunduk pada KPI bila perusahaan pers berupa media penyiaran, berorientasi mencerdasan kehidupan bangsa, memberikan perlindungan hukum kepada wartawan yang menjalankan tugas perusahaan, dan sebagainya.

Tapi, keunggulan perusahaan pers terletak pada perannya yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan proteksi yang diberikan oleh UU Pers selain itu, adanya pemisahaan tegas antara kewenangan redaksi dalam pemberitaan dan korporasi pers-nya...berminat mendirikan perusahaan pers??? (lim,30/01/09)

Minggu, 11 Januari 2009

Israel Menyerbu Gaza: Takut Ditinggal Amerika Atau Sebuah Fait A Comply

Israel vs Hammas: Remaja Memukul Anak TK

Serbuan besar-besaran Israel atas Gaza yang dimukimi oleh pendukung Hamas sebenarnya sudah dapat diprediksi sejak awal. Padahal tembakan roket dari pejuang Hamas dari Gaza sebenarnya tidak seberapa. Kita bisa menyaksikan roket-roket yang ditembakkan oleh pejuang Hamas hanya model roket Katyusa yang tidak memiliki daya jangkau ke pusat-pusat pemerintahan di Tel Aviv atau kota besar lain di Israel.

Roket-roket yang ditembakkan itu pun hanya jatuh di desa-desa pemukiman warga Israel di daerah perbatasan dan sebagaian besar jatuh di ladang-ladang warga Israel serta jatuh dijalanan dan kalaupun mengenai perumahan tidak lebih perumahan yang telah kosong yang telah ditinggal warga atau pemukiman baru. Pernah memang roket pejuang Hamas mengenai warga sipil, melukai bahkan menewaskan warganya. Namun kebanyakan luput mengingat roket bukanlah misil canggih yang memiliki target dan dikendalikan. Roket setelah ditembakkan melayang tanpa tujuan tergantung pada orang yang membakar sumbunya. Kadang roket meledak sebelum dapat terbang ke tempat yang seharusnya ia jatuh kadang meledak di udara persis mencon atau petasan terbang.

Sebaliknya Israel dengan persenjataan super canggih, misil-misil yang mampu membidik sasaran dengan akurasi sempurna, pesawat tempur mutakhir, helikopter dan tank Mercava jelas mampu mencabik-cabik Gaza. Hamas bukanlah Hezbollah yang memiliki persenjataan yang mampu merusak tank kebanggan Israel, Heli Apache atau Cobra Israel. Hamas berkuasa penuh di Gaza yang hanya berbatasan dengan Israel dan Mesir terpisah dengan wilayah Palestina lainnya, yakni Tepi Barat (West Bank) sehingga tidak mampu membangun solidaritas yang massif dengan saudara Palestina lain di Tepi Barat yang berpenduduk jauh lebih besar dibandingkan Gaza yang dihuni kurang dari 1,5 juta jiwa warga Palestina.

Sedangkan Hezbollah, jelas hidup di Lebanon berbatasan Israel dan Suriah, situasi jelas beda Hezbollah mendapat pasokan senjata dari Suriah, Iran dan negara lain sehingga kekuatannya tak dapat diporak-porandakan Israel begitu saja. Perlawanan Hezbollah membuat Israel harus terlibat pada perang panjang yang melelahkan dan sangat tidak disukai oleh militer dan pemerintah negara manapun. Geliriawan seperti Hezbollah adalah duri yang harus dihindari, lihat betapa pusingnya Srilangka menghadapi LTTE (Macan Elang Tamil), Amerika Serikat dengan Muktadar El Sadr serta geliriayawan Iraq, Inggris dengan IRA dahulu dan seterusnya.

Israel pasti sangat optimis mampu menghancurkan musuh paling lemahnya Hamas yang memang didikucilkan oleh saudara Arab lainnya. Kalau melihat televisi jelaslah perang yang sangat tidak seimbang itu, dan seharunya sangat memalukan bagi negara super kuat di Timur Tengah. Namun, malu itu tidak di anggap oleh Israel karena posisinyapun mulai terancam, persis seperti anak yang menarik perhatian orang tuanya dengan berulah memukul anak lebih kecil dari tetangga sebelahnya. Padahal apa yang ditkutkan dari Hammas sebuah oraganisasi tak sehebat Hezbollah.

Phobia Atau Karma?


Israel adalah negara dengan berpenduduk 5 juta jiwa lebih dengan luas wilayah sekitar 40 ribu kilometer persegi atau lebih luas sedikit dari wilayah Jawa Barat ditambah DKI Jakarta dan Banten tentu sangat minimum untuk menjadi syarat negara kuat. Pastilah Israel susah me-layout mana wilayah industri, pemerintahan, industri strategis, pertahanan dan seterusnya. Demikian pula dikelilingi negara Arab sementara itu Israel hidup bersama dan dikelilingi pula oleh orang-orang Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang berjumlah 3-4 juta jiwa semuanya merasakan kepahitan Isreal. Sederhananya orang-orang Palestina bukanlah tetangga yang baik bagi Israel dan pobia itu menjadi mimpi buruk tersendiri bagi pemimpin dan sebagaian besar warga Israel.

Kekhawatiran itu di jawab dalam sistem pertahanan Israel menerapkan sistem pertahanan semesta dimana semua warga Israel kecuali anak-anak dan orang lanjut usia dikenakan wajib militer, memiliki nomor registrasi militer, di beri pangkat dan sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk menjadi militer sesungguhnya. Sederhananya warga Israel yang sipil adalah anak-anak dan orang tua. Hal yang sama juga dipraktikkan di Singapura dan banyak negara kecil yang kaya. Di negara seperti itu, akibat trauma dan pobia yang berlebihan serta ketidakpercayaan pada prinsip-prinsip persahabatan dan bertetangga yang baik melahirkan momok takut di serbu negara tetangganya yang memiliki perbedaan mencolok, baik bahasa, ras, agama dan lain sebagainya. Israelpun demikian sejak berdiri yang mengusir jutaan warga Arab memiliki ketakuatan tersendiri kalau-kalau bangsa Arab terutama Palestina meminta kembali tanah mereka yang memang memiliki landasan sejarah.

Akan halnya Israel, Amerika Serikat pun memiliki trauma yang sama dimana pernah mencaplok tanah Mexico; California, Texas dan berapa negara bagian di selatan lainnya dan termasuk perperangan dengan Suku Indian. Namun, seiring waktu yang memang hampir 300 tahun lebih telah banyak perubahan, keturunan Mexico dan latin lainnya kalaupun disuruh memilih pasti memilih Amerika Serikat, negeri kebebasan. Begitupun langkah bersahabat ditunjukkan oleh Amerika Serikat dengan menghapus 40 Milyar US Dollar hutang Mexico belum lagi investasi yang besar sehingga imigrasi besar-besaran warga Mexico tidak terjadi ke Negeri Paman Sam. Pola inilah yang kemudian berhasil karena mengembangkan sikap bersahabat dengan mengurangi tingkat kesenjangan antara Amerika Serikat dan Mexico yang Israel gagal melakukannya.

Israel gagal menanamkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap tetangganya Palestina selain itu trauma sebagai bangsa yang terusir yang sebenarnya sudah tidak relevan untuk diungkit dan ideologi Zionisme yang seharusnya ditinjau ulang. Kesadaran itu rasanya dimiliki oleh para ideolog, politisi dan pemimpin Isreal sebagai orang-orang yang cerdas. Namun, Israel tentu harus menjaga harga diri di tengah kemurahan hati bangsa Arab. Di seantero Eropa dan Amerika Utara, Israel selalu mengingatkan mereka sebagai korban holocaus tapi dihadapan saudaranya bangsa Arab yang sama-sama Semit itu. Isreal ingin selalu menunjukkan harga dirinya bahwa mereka tidak mau diberi tanah gratis tapi harus dengan skenario mekera selalu ingin di usir dari tanah air mereka sekarang yang juga tanah air bangsa Arab yakni Palestina karenanya harus berperang.

Padahal ditilik dari titisan darah orang Palestina tidak sepenuhnya Arab tapi percampuran dengan Eropa yakni Yunani dan bangsa-bangsa di Mediterania seperti halnya Mesir dan Libanon yang kita kenal dalam sejarah hegemoni Helenisme. Artinya, mereka (orang Filistin) masih bersaudara dengan Eropa atau setidaknya sekitar mediterania. Sedang Isreal jauh dari itu, orang-orang Zionisme selalu eksklusif dan untunglah banyak masyarakat Yahudi kemudian tak hendak mengikuti pola pikir Zionisme seperti halnya orang-orang Yahudi di negara-negara Arab dan Etopia. Akar historis ini menyulitkan bagi Israel karenanya harus terus mempertahankan momok holocaus sangkin kuatnya beberapa negara Eropa harus menetapkan dalam Undang-Undang di negerinya yang anti Nazi dan penghinaan atas Yahudi.

Terusir dari daratan Eropa dan bermukin di Bumi Palestina dengan mengusir jutaan orang bukanlah tanpa resiko bagi Israel. Persis Amerika yang merupakan pendatang Eropa dan berhasil mendirikan negara di tanah orang-orang Indian, orang-orang Yahudi Zionis mendirikan negara di tanah Palestina. Namun, gerakan kembali ke tanah leluhur sekitar Bukit Zion itu mendapat perlawan sengit pun hingga hari ini. Israel harus berhadapan dengan hampir 300 juta orang Arab dan berkali-kali perang. Sekalipun Republik Israel berdiri tpi dengan dikelilingi negara-negara Arab dan orang-orang Arab yang terusir menjadi momok yang menakutkan bagi Israel.

Orang-orang Arab yang terusir (Palestina) jelas mempunyai landasan historis atas tanah tempat beridirnya Israel. Dalam pikiran pemimpin Israel tentulah mereka tetap berusaha untuk mengambil kembali tanah mereka. Dialin pihak tentulah orang-orang Palestina mendapat dukungan dari sesama bangsa Arab lainnya. Tidak ada cara lain, selain memperkuat diri, terus bersiaga dan tidak boleh lengah dengan pilihan menjadi paling kuat di Timur Tengah. Jadilah Israel negeri seperti sekarang terkuat di Timur Tengah namun di balik itu selalu cemas akan kelangsungan hidup negerinya. Wajarlah jutaan orang Palestina mengelilingi tembok pemisah yang di buatnya. Bisa dibayangkan tembok hanya terbuka ketika menghadap laut tengah dan mungkin sedikit terbuka dengan perbatasan Libanon.

Bertarung di Amerika: Lobi Zionis vs Lobi Arab

Di daratan Eropa, orang-orang Yahudi sudah sangat menderita terutama sejak perang dunia kedua, akhirnya mendapat tempat di Inggris sebuah negeri Eropa berupa pulau dan super power hingga perang dunia kedua. Namun Inggris bukanlah negeri luas apalagi dibandingkan Eropa Barat atau benuanya. Oleh karena itu, Inggris pun tak mau menanggung beban orang-orang Yahudi yang semakin berimigrasi dan mulai berideologi Zionisme ke negeri seluas lebih dari 200 ribu kilometer per segi itu. Karenaya setelah keruntuhan Kerajaan Ottoman (Utsmaniyah) mulailah diizinkan orang-orang Yahudi ke tanah Palestina. Inggris tau betul pemikiran zionisme dan tak mau berlama-lama menanggung beban migrasi terlebih lagi kebangkrutan akibat perang didaratan Eropa. Inggris ingin memutus rantai kalau negeri Pangeran Charles itu pelindung zionisme dan memusuhi Arab yang juga sahabat lama mereka. Cuci tangan ala Inggris memang berhasil, cukuplah dengan membantu orang-orang Yahudi yang baik-baik itu menyeberang ke tanah Palestina dan memberi mereka bekal secukupnya selanjutnya memberikan bantuan ala kadarnya. Pada saat pertempuaran terjadi antara Arab dan Israel, hanya Prancis yang terlibat itupun menyangkut Terusan Suez.

Ternyata, tak semua orang Yahudi pindah ke Palestina tapi juga ke Amerika Utara yang paling banyak ke Amerika Serikat. Walaupun sudah sejak lama ada orang-orang Yahudi juga berimigrasi ke Amerika Serikat. Orang-orang yahudi yang sudah sejak lama bermukim di Amerika menyambut orang-orang Yahudi saudaranya dengan gegap-gempita terlebih Amerika mulai bangkit akibat tidak terseret langsung ke wilayah perang di Eropa. Industri Amerika yang tumbuh menjadikan negeri itu pensuplai kebutuhan Eropa dan menjadikan negeri Abraham Lincon itu sebagai negeri makmur dan kuat serta akhirnya menjadi adi daya di dunia. Kekuatan ini tidak disia-siakan oleh zionisme yang kemudian menjadikan Amerika sebagai bapak asuhnya sebagaimana Inggris dahulu.

Hubungan ini bertahan hingga sekarang, melalui lobi, pemain bisnis, dan cendikiawan yang dimiliki orang-orang Yahudi berhasil menarik perhatian Amerika. Zionisme menanamkan akar yang kuat dalam sektor bisnis dan politik Amerika hingga sekarang.

Namun, Amerika bukanlah negeri yang memiliki semuanya semakin besar industri di Amerika semakin besar kebutuhannya akan bahan bakar yang sudah tidak dapat lagi menggunakan batu bara yang memang Amerika pemilik cadangan terbesarnya. Akan halnya sukses Lawrence of Arabia dari Inggris yang menjadi sahabat bangsa Arab terutama Saudi, Amerika pun ingin di percaya sebagai teman yang baik di kalangan bangsa Arab terutama anak benua Semenanjung Arabia. Berkali-kali misi persahabatan di kirim dan akhirnya berhasil dengan kerja sama pengeboran minyak dan pendirian perusahaan minyak yang paling kuat di dunia Aramco.

King Faisal of Saudi dan Amerika melakukan kerja sama pengeboran minyak yang menjadikan Saudi dan negara-negara yang berkerabat dengan Raja Saudi yang kita kenal negara-negara Teluk menjadi petro dollar. Semakin besarnya ketergantungan Amerika dan Eropa akan minyak dari Semenanjung Arab (Saudi Arabia sebagai pemain utamanya) semakin kuat ikatan persahatannya. Amerika pun dengan cara halus mempreteli pengaruh sekutu-sekutu Eropanya terutama Inggris atas Saudi Arabia dan teluk, padahal hampir semua negeri di Teluk Persia adalah jajahan Inggris. Itu pun terbukti tak satupun negeri di Semenanjung itu menjadi anggota persemakmuran (commentwealth) Inggris.

Namun, Amerika tetap memiliki anak asuh Israel dan bersahabat akrab dengan Saudi Arabia. Saudi Arabia sebagai sahabat bahkan sekutu Amerika adalah negara yang paling berpengaruh di Semenajung Arabia bahkan dikalangan negeri Arab itu dipenuhi oleh orang-orang garis keras. Ajaran Wahabbi adalah ajaran utama negeri Saudi yang diadopsi oleh kerajaan yang menjadikan Saudi tetap berpijak kepada Al Qur’an dan Sunnah dengan semurni-murninya. Pembedaan perlakuan atas orang-orang non muslim dari Amerika atau Eropa tetap tak bisa dianggap sederajat oleh negeri Saudi, padahal tidak ada negeri di dunia yang menganggap warga Amerika dan Eropa sebagai kelas dua semuanya memperlakukan mereka dengan hormat tapi tidak terjadi di negeri Wahabbi ini. Pembedaan KTP, kewarganegaraan, agama, jenis kelamin, dan hukum Islam dengan memotong tangan, merajam dan cambuk menjadi ketakutan tersendiri bangi Amerika. Belum suku-suku di Saudi yang gampang marah dan bangswan yang menganggap orang lain bukan keturunannya sebagai rendah, apalagi berbeda identitas relejinya.

Namun, Amerika teryakinkan sejak King Faisal mulai berniat memoderenkan negeri gurun itu, terlebih lagi Amerika melihat gelagat takutnya negeri gurun pasir itu karena Persia (Iran) di bawah Reza Pahlevi mulai dapat diandalkan. Amerika mulai mendekati setengah hati dengan Arab dan percaya penuh kepada Kerjaan Iran. Peluang itu dimanfaatkan oleh negara-negara Eropa untuk masuk lagi ke negeri kaya minyak tersebut. Negeri-negeri Eropa yang selama ini menanamkan pengaruh di negeri Arab bukan semenanjung semisal Mesir, Al Jazair, Libya, Tunisia, mulai mendekati mulut semenanjung Arabia, Inggris mulai mendapat minyak dari Kuwait, Yaman, dan lainnya.

Persis kemudian pecah perang antara Arab dan Israel, kemarahan negeri-negeri Arab langsung ditunjukkan oleh Saudi Arabia yang memboikot penjualan minyak. Dampaknya luar biasa, Amerika yang mengandalakan Iran mampu dengan tenang mendapat suplai namun sekutu Eropa menjadi megap-megap, minyak laut utara (Sweet oil) menjadi mahal dan tak mampu mensuplai kebutuhan Eropa di lain pihak Uni Soviet menaikkan harga minyaknya dan mensuplai kebutuhan minayk Eropa Timur yang menjadi sekutu utamanya.

Walau negeri-negeri Arab juga membutuhkan uang dalam jumlah yang besar untuk memoderenisasi negerinya namun tak sebanding dengan kebutuhan sekutu utama Amerika Serikat, terutama Eropa Barat yang memang di fron terdekan menghadapi raksasa Commecon dan Pakta Warsawa atau Blok Timur. Amerika, Jepang, Korea Selatan dan sekutu non Eropa dapat menikmati minyak dari Iran, Amerika Latin atau Indonesia namun investasi minyak Eropa di negeri-negeri Arab menjadi tekor sama sekali. Menyadari hal itu, Amerika mendesak Israel untuk berdamai dengan pengembalian Sinai kepada Mesir dan memaksa Israel untuk mundur. Inilah pembelajaran orng-orang Arab yang paling utama, mereka punya senjata pamungkas ’emas hitam’ dari perut gurun pasir.

Geostrategis-pun berubah ketika Ayatullah Rohullah Khomaini bersama rakyat Iran yang anti Monarki menggulingkan Shah Iran dan jadilah Iran musuh utama Amerika. Pemerintahan revolusioner Iran melakukan nasionalisasi semua perusahaan dan asset Amerika, Amerika merasakan kepedihan yang mendalam akibat dikhianati sekutu paling utamanya Iran, semua asset Iran di Amerika dibekukan dan dibalas dengan ajakan agar negeri-negeri Arab menjauhi Iran yang Syiah dan revolusioner, padahal Amerika tahu betul kultur Islam di Iran lebih toleran dari Saudi Arabia mengingat Iran bukan negeri Arab apalagi Wahabbi, Iran dipenuhi cendikiawan dan lebih moderen ketimbang Arab yang gurun dengan watak keras. Terputusnya suplai minyak ini terutama dari wilayah Iran yang kaya minyak yang persis berbatasan dengan Irak, membuat Amerika memprovokasi Irak untuk menyerang Iran terjadilah perang 8 tahun Irak-Iran. Harapan Amerika jelas sekutu utamanya Iran kembali kepadanya dan pada awal-awal perang Amerikapun tak segan bermuka ganda membantu Iran.

Simbiosis hubungan antara Iran dan Amerika dimasa lalu tak dapat putus semudah itu, Iran adalah negara yang membantu Israel dalam perang melawan Arab dan Amerikapun menjadikan Iran sebagai Polisi di Timur Tengah melebihi kepercayaan Amerika kepada Isreal. Pada saat itu, Israel tak lebih di beri hanya mampu bertahan dan kuat saja mengingat terkepung oleh negeri Arab sedang Iran jauh lebih dapat diandalkan. Namun, harapan Amerika itu kandas setelah gagalnya kudeta atas pemerintahan revolusioner di Iran maka jadilah Amerika sepenuhnya penyokong Arab atau Irak.

Selama perang, Saudi mulai mendapat perhatian khusus dari Amerika dan hubungan keduanya menjadi meningkat. Akan halnya orang-orang Yahudi atau zionis yang memiliki hometown-nya yakni New York, Arab dalam hal ini Saudi memiliki hometown di Amerika yakni Huoston,Texas. Keduanya sama-sama istimewa bagi Amerika dan sebenarnya Amerika lebih mengistimewakan Saudi, logika sederhanya Saudi Arabia memiliki suatu yang riil yang sangat dibutuhkan Amerika atau kepentingan barat. Minyak dan menjinakkan rejim-rejim Arab di Timur Tengah, siapa lagi kalau Saudi Arabia yang mampu mamainkan hal itu, dalam dunia Islam dengan terdapatnya dua kota suci sudah menempatkan peran Saudi Arabia kedudukan istimewa. Belum lagi kekerabatan darah dengan semua negara Teluk dan monarki di Yordania dan Maroko membuat negeri kaum Quaraish menjadi patut ditemani ketimbang dimusuhi.

Namun, Saudi pun punya alasan utuk tidak terlalu dekat dengan Amerika, Wahabbi dan tetap menjadi sahabat bagi negara-negara Islam yang terkadang berseberangan dengan Amerika. Saudi berkat minyak mampu berinvestasi ratusan milyar dollar di Amerika demikian juga di seantero Eropa dan itu disadari betul oleh pebisnis Amerika terutama Yahudi penganut zionisme. Posisi Saudi yang terjepit karena kuatnya akar radikalisme Islam tersebut membuat lobi Arab tidak semulus Israel di Amerika.

Sekalipun demikian dengan bekal minyak, pebisnis Arab masuk keberbagai industri Amerika sebagai investor yang lebih dari cukup untuk menghilangkan pengaruh lobi zionis, City Corp., berbagai pelabuhan laut, sekolah-sekolah bahkan univrsitas mendapat sumbangan dari negeri gurun itu. Kekuatan bisnis Arab itu telihat pasca meledaknya gedung WTC dimana hampir 700 milyar US Dollar uang negeri Arab di Amerika harus kembali ke negeri gurun itu karena sudah tak ada tempat untuk berinvestasi, luar biasa. Pun sejak dibangunnya pusat bisnis di Abu Dhabi, hampir semua perusahaan multi nasional Amerika memiliki kantor di sana termasuk perusahaan minyak milik keluarga Goerge Bush.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi hubungan dekat antara Amerika dan Arab Teluk terutama Saudi Arabia yang memang memiliki landasan kuat dan saling membutuhkan. Perekonomian Saudi di bangun dengan setara dengan Amerika, barang-barang termoderen di Amerika juga terdapat di Saudi. Saudi Arabia adalah salah satu konsumen terbesar Amerika, salah satunya pembeli senjata Amerika terbesar.

Gelagat ini selalu di baca oleh Israel, keberhasilan lobi Arab yang dimotori oleh Saudi membuat cemburu Israel terutama kalangan Yahudi zionis Amerika. Kedekatan Saudi dengan Amerika telah menghilangkan kesan Islam dan Arab yang fanatik, radikal dan menumpahkan darah. Dalam berabagai kasus penghinaan atas Islam, Saudi mempertahankan negerinya agar masyarakatnya tidak reaktif. Demikian pula pengejaran atas kelompokteroris dan militan Islam di dalam negeri Saudi di gencarakan. Pun usaha mendekatkan dunia Islam dan Kristen serta Katolik di rintis oleh Pemimpin dan Ulama Saudi. Usaha ini berhasil membentuk citra Islam yang anti rdikalisme dan militanisme. Kedekatan antara Saudi dan Amerika ini berbuah dengan bantuan pertahanan Amerika, penjualan berbagai persenjataan moderen dan transfer teknologi terus mengalir ke Saudi. Dilain pihak investasi Saudi di Amerika semakin membesar dan hampir mendekati dominan di Amerika. Keadaan ini jelas membuat cemburu Israel.

Meledaknya gedung ITC dan terlibatnya orang-orang Saudi dalam peledakan gedung itu, kembali menjepit lobi Arab. Lobi Arab dan Islam yang dimotori Saudi semakin terpuruk di mata publik dan politisi Amerika. Dilain pihak lobi Israel semakin menguat terlebih lagi meningkatnya kecurigaan publik dan pemerinth Amerika terhadap orang-orang Arab dan Islam. Pengetatan keimigrasian dan pembatasan bisnis berakibat pulangnya duit Arab. Padahal dengan penarikan invesatasi dari negara-negara Arab terutama Saudi sudah pasti membuat krisis di Amerika.

Israel: Hidup Penuh Dengan Kecemasan

Sebagai mana diketahui, krisis di Amerika dan tingkat kepercayaan yang semakin menurun kepada pemerintahan Bush dan partainya, Republik. Sementara dikalangan partai Demokrat, Obama semakin melejit. Serangan roket Hamas masih saja terus terjadi dan Israel sebenar sudah sangat mampu mengatsinya mulai dari deteksi dini benda-benda yang membahayakan terbang di wilayah Israel sampai tembok pengaman hingga pembongkaran pemukiman di sekitar wilayah perbatasan dan membangun zona aman atau militerisasi di seluruh perbatasan. Sehingga tidak cukup alasan untuk menggempur Gaza terlebih lagi Israel dapat meminta negara Arab yang menjadi sahabatnya dan menekan Otoritas Palestina untuk memaksa Hammas menghentikan serangan roket.

Dilain pihak, akan halnya Amerika yang mengalami krisis, Israel pun menghadapi yang sama keambiguan sikap Israel untuk melanjutkan proses perdamaian dengan Palestina menyebabkan semakin banyak warga Israel tidak percaya kepada pemerintahannya. Masyarakat Isreal pun terpecah antara pro dan kontra perdamaian. Perdamaian yang pernah di gagas oleh Perdana Menteri sebelum Ehud Olmerk semakin tidak jelas dilain pihak keletihan warga Israel terutama Yahudi pro perdamaian dan yangmemiliki keturunan Arab atau memiliki saudara yang bermukim di negara-negara Arab semakin menguat. Dialin pihak jika perdamaian terjadi maka perhatian Amerika semakin berkurang kepada Israel. Padahal Yahudi di Amerika pun semakin menguat keinginan untuk perdamaian terlebih melihat dunia Arab semakin moderat terhadap Israel.

Masyarkat Yahudi internasional sudah pun banyak yang meninggalkan ideologi zionisme bahkan tidak lagi mau membesar-besarkan masalah holocaus bahkan ketika Iran di Teheran melaksanakan konfrensi internasional holocaus, para rabi Yahudi banyak yang sudah tak ambil pusing. Dunia Yahudi pun semakin melihat bangsa Arab semakin melunak dan semakin teruji untuk hidup normal bertetangga dengan negeri yang dihuni saudara Yahudi-nya. Dari mulai perjanjian Camp David dan tewasnya Anwar Sadat menjadi ujian nyata keinginan untuk berdamai selalu ada pun demikian ketika Yigal Amir menembak Perdana Menteri yang pro perdamaian. Saling menguji niat dan keinginan bertetangga rukun serta damai ini sangat merugikan politisi-politisi Israel penganut zionis dan phobia mungkin ditambah gengsi. Bagaimana tidak, kesediaan Mesir menandatangani perdamaian dengan Israel menyebakan ia dimusuhi negeri-negeri Arab dan Islam lainnya termasuk Saudi hingga Mesir harus dikucilkan negara pensupai dollarnya Saudi dan Teluk lainnya serta dipindahkannya markas besar Liga Arab dan Konfrensi Islam (OKI) dari Kairo, tentu pukulan menyakitkan bagi Mesir.

Sikap Mesir perlahan diikuti sejumlah negeri Arab lainnya, semakin berbaik hati kepada Israel. Sinai dikembalikan kepada Mesir dan Mesir tidak akan berperang melawan Israel. Wilayah Tepi Barat tidk akan dituntut Yordania tapi dijadikan wilayah Palestina. Yerussalem adalah Ibu Kota Palestina diturnkan menjadi Yerussalem Timur yang menjadi milik Palestina. Perdamaian dn pengakuan kedaulatan Isreal oleh Yasser Arafat dengan syarat Palestina berhak menjadi sebuah negara berdaulat di kemudian hari. Pembukaan hubungan terbatas yang dilakukan oleh negara-negara Arab kepada Israel. Demikian pula sejumlah perjanjian rahasia Suriah-Israel, dimana Suriah tidak mensuplai senjata kepada pihak yang melawan Israel dan seterusnya adalah kemurahan hati bangsa Arab. Bahkan ketika Saudi harus memediasi antara pemimpin Hamas dan Presiden (PLO) di Mekkah Al Murammah juga bermuara untuk menyelamatkan perdamaian dengan Israel. Kemurahan hati bangsa Arab selalu tidak diindahkan oleh politisi dan pemimpin Israel termasuk warganya yang pro perdamaian konon pula orang-orang Yahudi yang tersebar di negara-negara Arab yang jauh lebih senang hidup di negara Arab ketimbang Israel.

Bahkan dalam berkali-kali Konfrensi tingkat Tinggi Organisasi Negara-Negara Konfrensi Islam (KTT OKI), isu-isu mengenai Palestina sudah semakin ditinggalkan dengan pilihan berdamai dengan berbagai syarat tertentu semisal pendirian negara Palestina yang merdeka dan berdaulat san seterusnya. KTT OKI lebih difokuskan dalam kerja sama pembangunan dan ekonomi. Lagi-lagi bagi pemerintah dan partai berkuasa di Israel berdamai akan membuat Israel menjadi lemah.

Ehud Olmert memang dari awal kepemimpiannya tidak menunjukkan sikap sebagaimana para pendahulunya brsedia untuk berdialog dan bedamai dengan Palestina. Keberanian Simon Perez untuk berdamai dengan Pelestina dan dunia Arab ingin di revisi oleh Olmert dan selama masa kekuasaannya terus dibiarkan mengambang hingga kemudian saat-saat akhir masa pemerintahannya sikap agrsif untuk mencari simpati dilakukan dengan menyerang Hamas di Gaza. Olmert sesungguh ingin menjadi orang yang sangat dipercaya karena memiliki sikap yang tegas dan mencuri simpati pemilih karena telah menyelamatkan warga Israel dari gempuran roket Hammas. Sikap yang diambilnya pun bukan tanpa perhitungan, Barack Hussain Obama, sebentar lagi diambil sumpah menjadi Presiden Amerika Serikat, Bapak asuh Israel yang baru.

Kecemasan masa depan Israel pun semakin menjelma, berhasil mengusir pengaruh Arab di Amerika tapi kecolongan atas kemenangan Obama. Situasi semacam ini mengelisahkan Israel sekalipun tak mungkin Presiden Amerika tidak memperhatikan Israel sebagai anak asuh sekaligus anak kesayangan namun adalah penting bagi Israel untuk menguji apakah sang bapak asuh masih sayang kepadanya. Pulangnya uang Arab sekaligus menandai lemahnya lobi Arab di Amerika dan menguatnya posisi Israel tapi terpilihnya Obama yang memang sudah diprediksi oleh Israel membuat pertandingan di liga Amerikanya satu sama dan sudah pasti menjadi keresahan tersendiri. Terlebih lagi ketika Obama barjanji negeri yang pertama yang akan ia datangi dan berpidato adalah negara berpenduduk muslim.


Negeri Dunia Bernama Amerika Serikat

Barack Hussain Obama, bukanlah muslim tapi latar belakang pembela publik dan HAM serta keinginan untuk merevisi kebijakan luar negeri Amerika termasuk perang di Irak dan Afganistan serta berdialog dengan nengara-negara yang selama Bush berkuasa dimusihinya menjadi semakin menguatkan kecemasan Israel. Bagi Israel menjadi sulit mengingat Obama memiliki latar belakang berbeda dengan Presiden Amerika sebelumnya. Obama yang Afro-Amerika dan mendapat simpati dunia tentu akan berpikir panjang untuk mengecewakan masyakat dunia yang lebih mencintai perdamaian dari pada mencari sebab untuk menggerakkan militernya. Berkaca pada pengalaman Presiden Bush yang menunjukkan American Muscle yang akhirnya bumerang buat Amerika dengan berkurangnya pengaruh Amerika di halaman depannya (Amerika Latin) dengan hadirnya armada Rusia tentu memaksa Obama akan berpikiran lain tentu Obama tidak akan mengulanginya.

Sistem demokrasi yang dipraktiikan di Amerika yang berumur ratusan tahun dengan pengalaman panjang menjadikan negeri ini sangat terbuka kepada siapapun. Persis pada masa Romawi, Amerika digerakkan dengan dan oleh siapa yang dapat meyakinkan politisi terutama senat dengan berbagai cara. Pembentukan opini publik melalui media massa, lobi-lobi politik dan bisnis kesemuanya dapat mengarahkan publik Amerika untuk bersikap yang kemudian disuarakan oleh DPR dan Senat dengan Presiden. Teknik ini acap kali di pakai oleh pelobi zionis.

Peledakan gedung WTC tidak saja memerosotkan tingkat kepercayaan publik Amerika terhadap dunia Arab tapi juga negeri-negeri Islam. Dibelahan negara-negara berpenduduk Islam merayakan terbakarnya simbol kekuatan ekonomi Amerika tersebut padahal memilukan buat rakyat Amerika dan sangat menyakitkan adalah pelakunya berasal dari Timur Tengah, Muslim dan sebagian besar dari sekutu Islam Amerika yakni Saudi dan Pakistan. Publik Amerika pun tidak mencela kalau Senat dan DPR Amerika mensahkan penggunaan ratusan milyar dollar untuk biaya erang melawan teroris.

Lagi-lagi Israel mengeruk keuntungan yang berlipat ganda dengan menaikkan tensi kemarahan pemimpin negara-negara Islam terutama Arab. Israel dengan handal memainkan peran seolah negara-negara Arab dan Islam bukan teman yang baik bagi Amerika. Dengan tepatpun diarahkan operasi pemberantasan teroris dilakukan di Irak negara dan Afganistan. Dua negara yang memiliki arti strategis untuk mengepung Iran yang mampu bertahan atas embargo. Sekaligus menghancurkan Irak yang memiliki cadangan senjata terbesar di Timur Tengah peninggalan perang melawan Iran. Demikian pula, melaui Afganistan Amerika mampu mengontrol Asia Tengah yang kaya migas dan setiap saat siap mempengaruhi negara-negara itu untuk menghilangkan pengaruh Rusia.

Politik Amerika sebenarnya adalah melindungi kepentingannya di seluruh dunia dan selama kepentingan Amerika dan warganya tidak terganggu Amerika Serikat tidak akan pernah reaktif. Namun, selalu ada saja alasan untuk membuat kepentingan Amerika Serikat terganggu yang mengharuskan polisi dunia ini bergerak. Dalam kasus penyerbuan ke Somalia dengan cepat Amerika menarik diri karena memang kepentingan Amerika hampir tidak ada sama sekali.

Israel Tak Ingin Berpisah Dengan Amerika

Perubahan politik dunia dengan mlemahnya Rusia, menguatnya Cina dan India menjadi penting bagi Israel untuk tetap kuat dan dibackingi oleh Amerika. Adalah tidak mungkin bagi Israel untuk bertahan hidup ditengah bangsa Arab tanpa bantuan kekuatan luar terutama Amerika. Munculnya kekuatan baru dunia tentu memudahkan dalam pengembangan militer tanpa harus membeli persenjataan dari Eropa, Rusia dan Amerika. Karenanya, Israel tak hendak sendiri di Timur Tengah ditengah kompetitornya, Iran dan Suriah. Kehadiran tentara Amerika di Irak membuat lega Israel dan memang apa pun caranya tentara dri sang bapak asuh harus hadir di fron terdepan.

Kecemasan ini lagi-lagi membuat Israel harus selalu terlihat satu kepentingan dengan Amerika. Isreal membela kepentingan Amerika dan Amerika membela kepentingan Israel. Apa yang terjadi bila lobi Arab mengungguli Israel di Amerika? Maka dipastikan Israel akan sendiri bersama tetangga Arabnya yang telah pula disakitinya. Selain itu, Isarael pun harus pandai memainkan peran sebagai sosok penting bagi Amerika di Timur Tengah.

Aksi militer Israel di Gaza memperlihatkan sebauah fait a comply yang indah terhadap Amerika yanga sedang berubah. Akibat penyerbuan itu tidak saja Israel di protes semua negeri berpenduduk muslim tidak hanya membakar bendera Israel tapi bendera Amerika Serikat mengepung kedutaan Amerika Serikat memaki-maki Amerika Serikat. Israel tahu betul cara menggiring Amerika juga ikut bertanggung jawab atas tindakannya dan memaksa negeri Paman Sam berada di pihaknya. Petinggi Israelpun tahu betul bagaimana membakar emosi pemimpin negara-negara muslim serta penduduk muslimnya untuk ikut memusuhi Amerika.

Teknik menyeret Amerika Serikat ini sering dipakai oleh Israel, peristiwa penembakan kapal perang Amerika Serikat di lepas pantai Lebanon oleh pesawat tempur Israel yang kemudian oleh intelejen Israel, Mossad dibuat seolah-olah dilakukan oleh kelompok perlawanan anti Israel di Lebanon yang dimotori Suriah menyebabkan Amerika mengirim tentranya berperang di Lebanon tahun 1980-an masih bisa dipakai. Demikain juga, menyerbu Gaza membakar kemarahan umt muslim diberbagai belahan dunia dan negara-negara berpenduduk muslim tentu memaksa Amerika untuk dengan tegas berada di pihak mana.

Radikalisme di negara-negara berpenduduk muslim tentu akan bangkit untuk berjihad tentu tidak hanya kepada Israel tapi juga kepada Amerika padahal aura perubahan melanda telah Amerika. Sebuah pilihan sulit buat Obama dan kenyataan sulit seperti ini membuat langkah negara-negara Islam yang berpolitik moderat menjadi semakin payah. Padahal Hammas pun telah diyakinkan oleh Raja Saudi untuk tidak bertindak mendahului otoritas Palestina yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas dalam pertemuan di Mekkah dan sikap moderat jauh lebih baik.

Dalam siatuasi seperti ini adalah sulit bagi Obama dengan agenda perubahannya bila Amerika selalu dipetakan sama dengan Israel dan terus disasar sebagai pihak yang harus ikut bertanggung jawab atas tindakan Israel. Kita akan lihat apakah Obama mengunjungi negeri berpenduduk muslim yang pertama atau tidak sebagaimana janjinya? Jika tidak Israel berhasil menggiring sang Bapak Asuh untuk tetap menaruh perhatian yang utama kepadanya.


Waspadai Kemarahan Kita?

Hari ini bukan hari-hari yang tepat untuk marah dan emosi, kemarahan umat Islam hari ini harus diganti dengan kemarahan yang tepat. Kita semua memang marah kepada Israel atas tindakan militer berlebihannya namun ada baiknya selipkan juga kecerdasan diantara kemarahan itu.

Bukankah Israel negara yang selalu bergantung pada bapak asuhnya. Mengapa tidak rantai dengan bapak asuhnya yang diputus? Adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri bahwa Amerika adalah penguasa dunia pun akhirnya meyakinkan penguasa dunia menjadi penting.


Hal ini mengingatkan kita kepada apa yang tertulis dalam Al Qur’an dalam Surah Ar Ruum, kalau dibaca terjemahannya: ayat ke-2. Telah dikalahkan bangsa Romawi, 3. di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, 4. dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang beriman, 5. karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Ayat tersebut bercerita tentang kekalahan Bangsa Romawi melawan Persia yang bertetangga dengan zona pemisah (buffer state) kekuasaan kedua negara itu adalah semenanjung Arabia. Kekalahan Romawi membuat umat Islam cemas mengingat Persia yang sangat militeristik dan kejam dikhawatirkan terjadi pembunuhan masal. Namun, ketika Romawi menang umat Islam menjadi gembira dan memetik keuntungan dengam dengan runtuhnya Persia dan ditaklukkan oleh Islam. Pun pada masa Nabi Muhammad SAW ketika awal penyebaran Islam, utusan nabi yang dikirim ke Persia di bunuh sedangkan utusan nabi ke Romawi dihormati. Sebagai rasa hormatnya kepada nabi, kaisar Romawi menghadiahkan seorang wanita untuk diperistri oleh nabi.

Kedekatan dengan Romawi yang memiliki akar historis ini, memiliki arti penting dalam relasi politik moderen yang menempatkan negara-negara berpenduduk muslim lebih dekat kepada Amerika ketimbang Uni Soviet pada masa perang dingin. Reinkarnasi Romawi kalau kita sebut negara-negara barat dalam hal ini Amerika tentu bukan tanpa alasan. Sebagai negara dunia, Amerika dengan sistem demokrasi memungkinkan negara mana saja untuk mempengaruhi kebijakan Amerika. Namun, peluang untuk mempengaruhi kebijakan Amerika selalu mendapat tentangan oleh Israel. Oleh karena itu, ada baiknya perlu untuk dipertimbangkan untuk memecah hubungan tidak sehat Amerika-Israel karena Amerika selalu dimanfaatkan dan dirugikan oleh Israel.

Keberanian Saudi dan negara-negara Arab moderat lainnya yang mendekati Amerika langsung ke jantung kekuasaannya perlu tetap didukung biar bagaimanapun juga adalah fakta Amerika penguasa dunia yang mau tidak mau harus dipengaruhi untuk tidak dikadali Israel. Pun sikap kritis tetap perlu untuk tidak tunduk dibawh tekanan Amerika yang terkadang selalu ambigu dan berstandar ganda. Obama telah menjadi pemimpin dunia, pernah pula tinggal di Jakarta, bisakah Indonesia meyakinkan Amerika bahwa terorisme, radikalisme dan kebencian atas Amerika adalah sesuatu yang temporal dan emosional yang tak perlu merusak hubungan strategis di masa datang. Amerika pun tidak pernah bersikap bermusuhan dengan Turki yang dikuasai Partai Islam apalagi Banglades, Pakistan, Malaysia, dan banyak negara lain. Kiranya standar ganda yang selalu dipakai oleh Amerika guna menyelamatkan kepentingannya di dunia adalah peluang untuk digunakan agar Amerika juga bertandar ganda kepada Israel. Jadilah orang yang tidak reaktif apalagi radikal sekaligus tidak lemah karena sebaik-baik urusan adalah yang ditengah-tengah. (halim-12/01/09)

Rabu, 07 Januari 2009

Melindungi HAKI Menyelamatkan Peradaban

Sejak awal dikeluarkannya Undang-undang tentang HAKI atau yang kita kenal sehari-hari Himpunan Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual yang terdiri dari: 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten, 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, 5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang, dan 6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman, menimbulkan pro dan kontra mengingat kuatnya pemikiran yang menganggap hasil oleh pikir berupa ciptaan atau penemuan itu akan menjadi komersil semata. Kekhawatiran berikutnya adalah tetutupnya akses untuk melaukan pembelajaran akibat ketatnya proteksi HAKI. Selanjutnya, toh dengan perlindungan itu tadi belum tentu menjamin pencipta (creator) dan penemu (inventor) akan terpenuhi kesejahteraannya tentunya yang paling diuntungkan adalah industri yang memperbanyak dan memasarkan ciptaan dan temuan tersebut.

Melihat realita yang terjadi selama ini, hal itu bukanlah isapan jempol semata, mengingat dalam banyak hal salah satunya pencipta lagu seringkali terabaikan hak-haknya atau lebih luganya haknya untuk menikmati nilai ekonomis dari ciptaannya. Banyak para pengarang, pengubah dan atau penulis lagu hidup dalam kemiskinan tanpa merasakan nilai ekonomis atas ciptaannya yang dikonsumsi publik. Kita bisa melihat banyak pengarang lagu-lagu wajib nasional hidup dalam keadaan miskin yang ketika hari tuanya tidak mendapatkan kompensasi yang layak selain Piagam Penghargaan padahal ciptaannya telah melanglang buana dan ditetapkan sebagai lagu yang harus diketahui warga negara (citizen). Demikian pula, ciptaan-ciptaan dan temuan-temuan lain yang hampir semua para pencipta dan penemuanya nyaris menderita di hari tuanya.

Padahal untuk mencipta suatu ciptaan membutuhkan tenaga dan pikiran serta momentum yang pas atau tepat dan memadukan ketiga pra konsisi ini bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk mencipta, seorang pencipta membutuhkan konsentrasi, penelitian, waktu yang tepat untuk melahirkan ide-ide briliyan, proses kritik dan di kritik dan seterusnya. Demikian pula dalam hal penemuan (invension), untuk menemukan membutuhkan biaya, waktu, proses, uji coba dan seterusnya. Kesemuanya tentunya tidak dapat di nilai dengan materi terlebih lagi dalam karya-karya seni, termasuk seni-seni yang merupakan hasil dari adaptasi dengan teknologi, semisal software, disain moderen atas suatu produk dan lain-lain.

Dilain pihak, para pebisnis yang tentunya tidak taat kepada hukum atau awam hukum tidak dengan serius memikirkan jerih payah para pencipta dan penemu, dengan latar mencari keuntungan ekonomis menggandakan, mencuri dan mengklaim sebagai ciptaan atau temuannya. Akibatnya, nilai ekonomis tidak dinikmati oleh pencipta dan penemu, nilai ekonomis jatuh pada para pembajak dan pedagang yang tidak peduli HAKI.

Efek domino yang dilahirkan kemudian adalah hilangnya kesempatan para pencipta dan penemu untuk menikmati nilai ekonomis yang melekat pada ciptaan dan temuannya. Seterusnya, kerugian pun susul-menyusul, yakni: 1. hilangnya pemasukan negara dari pajak pendapatan dan pertambahan nilai, serta pajak-pajak lain yang mengikutinya, 2. tidak terbangunnya suatu industri yang kapitalisasi hasil temuan dan ciptaan yang kemuadian menciptakan lapangan pekerjaan serta membantu pertumbuhan ekonomi, 3. mematikan kreasi para pencipta dan penemu serta iktikat untuk menemukan serta mencipta (chilling effect), dan 4. mematikan pendapataan negara yang akibat tidak tumbuhnya perekonomian.

Jika kita bandingkan dengan penerapan HAKI diberbagai negara maka Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa merupakan pasar dengan dengan end user atau konsumen yang sangat besar atau terbesar ke 4 di dunia. Bisa dibayangkan sebuah lagu yang kemudian diperbanyak dengan Compact Disk seharga 10 ribu rupiah di beli 1 juta orang maka 10 milyar rupiah dapat menghidupi dengan layak para pencipta, menumbuhkan industri rekaman, industri kreatif dan desaian produk, menyerap tenaga kerja, mengenjot pendapatan pajak, menumbuhkan industri kreatif lain, dn seterusnya. Artinya, peradaban pun dimulai. Prasyatnya cukup sederhana terlindunginya HAKI melalui penegakan hukum yang serius.

Dilain pihak, para calon pencipta dan penemu tentu akan bermunculan mengikuti kesuksesan pendahulunya. Selanjutnya, bila pun terjadi penyalagunaan, penyimpangan atau tindakan yang merugikan penemu dan pencipta dapat dengan mudah ditindak karena perlindungan hukumnya baik.

Karenanya, sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak melindungi HAKI dari pencari keuntungan sepihak yang jelas memutus mata rantai kreatifitas dan menjadikan negara ini makmur. Sejauh ini pun, Undang-Undang Tentang Hak Asasi menjamin hak-hak ekonomi, termasuk konvensi EKOSOB yang telah diratifikasi. Dilain pihak kemampuan aparatur penegak hukum termasuk advokat sangat penting untuk aktif dalam membantu menegakkan perlidungan HAKI. (Kie Chang Liem, 08/01/09)

Penyelesaian Sengketa Pers (Bagian Pertama)

Kemerdekaan pers yang bisa kita nikmati sekarang bukan datang dengan sendirinya namun buah dari pergulatan panjang. Setiap tahap atau tingkat pergulatan itu dapat kita lihat dari peraturan perundang-undangan yang meregulasi pers. Ibaratnya dari kepompong hingga kupu-kupu yang bisa terbang bebas seperti sekarang.

Namun tafsir atas kebebasan pers sering mengalami distorsi makna dan praktik yang selalu dianggap tidak bertanggung jawab. Pers bebas yang dikehendaki sebagaian besar jurnalis sering mendapat tantangan telebih ketika melihat dari realita. Meningkatnya gugatan terhadap media massa atau pers pun demikian juga para wartawan tak pelak membuat kita bertanya ada apa denganmu?

Prinsip-prinsip jurnalistik, kode etik jurnalis dan UU Pers acap kali tidak implemetatif sehingga kasus-kasus pers bermunculan. Dalam situasi demikian adalah benar kemudian UU Pers menetapkan adanya suatu badan yakni Dewan Pers sebagai institusi penyelesaian sengketa pers.

Gugatan terhadap pers pun wartawan masih dalam ranah yang sama, semisal pencemaran nama (baik) yang lahir dari berbagai sebab berita yang tidak cover both sides (all sides), premature (terlalu dini), penghakiman (trial by the press), dan seterusnya yang selalu dituduhkan kepada pers.

Lebih dalam lagi, sengketa pers yang lahir dari pemberitaan itu tidak dengan tegas dijelasakan serta ditetapkan dalam UU Pers bagaimana penyelesaiannya. Sehingga tafsir yang berkembang adalah mengikuti kehendak korban. Hal ini bukanlah suatu kesalahan apabila korban mengacu pada Pasal 19, Ketentuan Peralihan, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, yang mengatakan:
(1) Dengan berlakunya undang-undang ini segala peraturan perundang-undangan di bidang pers yang berlaku serta badan atau lembaga yang ada tetap berlaku atau tetap menjalankan fungsinya sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan undang-undang ini.

Sederhananya menurut ayat dalam pasal ini, bila ditafsirkan dalam kepentingan korban dapat menempuh dengan laporan ke polisi untuk pidana dan gugatan bila menyangkut perdata. Pun tidak ada suatu keharusan untuk menempuh penyelesaian sengketa dengan mengajukan ke Dewan Pers atau penggunaan hak jawab.

Sederhananya, korban dengan atau melalui kuasa hukumnya dapat mengirimkan Surat Teguran demikian juga permintaan ralat atau hak jawab atau merasa teguran tidak di gubris langsung melaoporkan ke polisi atau gugatan.

Apakah tindakan itu salah? Paham legisme yang diadopsi di republik ini menuntun kita untuk patuh kepada hukum positif dan apa yang diaturnya. UU Pers pun sejatinya tidak menutup pintu untuk laporan polisi atau gugatan. Lantas apa dasar bila terjadi sengketa yang memang kepentingan korban harus segera untuk dilindungi harus dengan berlama-lama berdialog, bermediasi di Dewan Pers sementara kerugian korban terus berakumulasi.

Namun, jangan lupa prinsip-prinsip hukum umum dan bangsa beradab menyebabkan kita perlu menempuh penyelesaian sengketa pers. Disemua negara-negara demokrasi sengketa pers diselesaikan tidak dengan pemidanaan melainkan dengan jalur perdata. Dengan jalan mengkompensasi kerugian korban secara proporsional. Kasus pers di Amerika Serikat selalu telak dengan adanya Amandemen Pertama Konstitusi AS yang jelas menjamin kebebasan pers.

Lantas, mengapa di Indonesia menggugat pers ke pengadilan terkesan dihalangi sehingga harus memediasi ke Dewan Pers? Sederhananya, di Indonesia gugatan atas media dapat tidak ada ukuran jelas atas kerugian yang dikompensasi atau kadar proporsionalitasnya. Dalam kasus Haji Muhammad Soeharto melawan Time Magazine, Inc, Majelis Hakim Kasasi menjatuhkan vonis Rp. 1 Triliyun setara dengan 100 juta USD (kurs 1 USD = Rp. 10.000,-). Praktik ini dalam UU Pers hendak dibatasi dengan denda Rp. 500 juta namun bagaimana bila asset media atau pers hanya 2-3 Milyar Rupiah? Mewmbayar Rp. 500 juta sama dengan menghabiskan semua keuntungan dan sekian persen asset perusahaan, belum termasuk bila harus di vonis mengiklankan permintamaafan. Bahkan dalam kasus Asian Agri Grup melawan Majalah Tempo, biaya iklan permintamaafan diberbagai stasiun televisi dan media cetak hampir 5 kali lipat denda maksimal sebagai mana diatur UU Pers. Jelas sama dengan yang selalu didengungkan kalangan pers ”pembangkrutan” atau bredel gaya baru.

Ketiadaan proporsionalitas dalam penghukuman ini yang membuat ketar-ketir kalangan media massa atau pers. Guna menjembatani kepentingan korban dan media massa itu Dewan Pers mengambil peran kunci dalam penyelesaian sengketa pers. Demikian pula, korban sepatutnyalah menghormati lembaga penyelesaian sengketa pers dan media massa pers tidak pula patut berteriak-teriak kebebasan dan HAM telah disingkirkan.


Dengan penyelesaian sengekta pers model ini, kita berharap pers lebih terlindungi dari upaya-upaya hukum yang kontra produktif bagi kemerdekaan pers. Hal ini bukanlah pepesan kosong, ketiadaan standar hukum atau setidaknya yurisprudensi yang mampu menjadi rujukan bagi para penegak hukum dalam berhadapan dengan pers. Selain itu, secara politis tidak ada sarana lain yang mampu menjaga demokratisasi di Indonesia berjalan selain pers, mengingat peran pers sebagai fourth estate dan kehilangan kepercayaan publik atas kekuatan penekan lainnya. Mahasiswa sebagai kekuatan moral dan pressure group sering kali terlibat perkelahian antar mereka sehingga kridebelitas menjadi pertanyaan dan cendrung menjadi public enemy. Demikian pula, tokoh-tokoh nasional tidak mampu memberikan solusi atas persoalan bangsa dan berkontribusi atas demokratisasi.

Selain itu, secara ekonomis, perkembangan industri media atau pers di masa sekarang tumbuh menjadi basis ekonomi yang penting. Hal ini bukan saja karena semakin banyaknya pers yang tumbuh dan menyerap tidak hanya tenaga profesional tapi juga angkatan kerja pendukug. Tapi juga, industri pers telah melahirkan dan menjadi lahan suburnya industri kreatif, terlihat dengan munculnya media online, industri iklan, dan sebagainya.

Disisi lain, perlindungan korban tidak dapat diabaikan begitu saja atas nama demokrasi dan kemerdekaan pers. Pers atau media harus bertanggung jawab atas pencemaran yang mereka buat. Dengan cepat, responsif, profesional, serta bertanggung jawab harus siap memperbaiki kesalahan dan rehabilitatif atas korban. Oleh karenanya, pentingnya profesionalitas dan standar pemberitaan yang setidaknya telah digariskan dalam UU Pers.

Kepatuhan atas rambu yang ditetapkan dalam hukum positif menjadi ukuran yang tidak bisa ditawar oleh kalangan pers termasuk kode etik dan standar-standar profesi serta prinsip jurnalistik dalam pemberitaan. Selain itu, masyarakat juga harus berperan serta mengawasi pers sehingga melahirkan pers yang profesional yang benar-benar enak dibaca dan perlu serta dapat di percaya sebagai pembawa anamah nurani rakyat. (Kie Chang Liem-3/01/09)

Penyelesaian Sengketa Pers (Bagian Kedua)-SKEMA

Secara gamblang sengketa pers sebagaimana dimaksud dapat digambarkan seperti diatas. (Kie Chang Liem, 08/01/09)

Industri Kreatif Modal Kemakmuran Republik di Masa Depan

Membicarakan industri tentu kita teringat pada asap yang mengepul dari sebuah kompleks yang dihuni oleh orang yang menutupi mulut dan hidung agar tidak menghirup polutan yang dikeluarkan industri. Benak kita terbayang pada sebuah pabrik dengan menjulang tingginya cerobong asap, lampu-lampu, berrisnya manusia serta sirene jam kerja.

Namun, konsep itu tidak selamanya benar. Industri kreatif lahir dengan berbasis pengetahuan dan kecerdasan atau lebih tepatnya berbasis pada kualitas manusia (SDM). Dalam suatu workshop, yang dilaksanakan Dedy Kurniadi & Co Lawyers, mengambil hasil riset yang dilakukan atas berbagai sumber, industri kreatif didefinisikan sebagai ”industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan enghasilakan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.”

Fakta membuktikan, Bill Gates, pernah menjadi orang terkaya sejagad berkat kemapuannya bersama partner bisnisnya dengan software bernama ”Microsoft”, demikain pula pembuat google, yahoo.com, merupakan orang-orang yang kreatifitasnya tidak diragukan lagi. Selanjutnya, mereka tidak hanya mampu memperkaya diri tapi memberikan sumbangan kemanusian sehingga memudahkan kita berhubungan satu dengan yang lain walau jauh tak terkira. Mereka orang-orang yang telah membuat dunia menjadi datar, mudah dan berkelas.

Jika demikian adanya, idustri kreatif yang lahir dari ide dn kerja kesar kreatif itu, tentulah memiliki manfaat yang berlipat. Suatu ciptaan tentu tidak akan berarti apa-apa ketika masih ditangan pencipta (creator) namun dapat menjadi pengubah hidup manusia dan menjadi bernilai ekonomis bahkan tinggi sekali apabila telah dibisniskan atau indiustrialiasi. Setidaknya dalam kaca mata sederhana industri kreatif mampu menyedot tenaga kerja pada saat produksi kreatif dilakukan.

Bayangkan industri media, semisal televisi dan radio juga lahir dari silang-menylang kretifitas, proses kreatif dan produksi kreatif bahkan dapat disaksikan dengan proses on line dari internet. Belum lagi, produksi kreatif ikutannya seperti iklan, film, sinema elektronik (sinetron), proses penyutradaraan, dan seterusnya adalah taut-menaut kreatifitas yang dihasilkan industri kreatif.

Industri kreatif tumbuh di Indonesia pun lahir akibat sistem politik yang semakin demokratis yang mendorong keterbukaan. Akibat ketrbukaan dan sedikitnya campur tangan pemerintah lahirlah ide-ide kreatif yang selanjutnya proses kreatif berjalan dan diindustrialisasikan sehingga bernilai materi atau ekonomis. Patut di ingat bahwa industri kreatif merupakan industri berbasis asek kekayaan intelektual (intellectual property) dan aset intelektual tidak pernah habis seiring kemajuan penguasaan ilmu pengtahuan dan teknologi.

Sebagai bukti, banyak pers yang harus tutup atau merger (terkadang bukan dalam arti sesungguhnya) karena kalah bersaing namun yang tumbuhpun lebih gila lagi dengan pola dan keunggulan masing-masing. Dalam satu bulan terakhir vivanews.com melauncingkan sebagai media terpadu demikain pula harian berbahasa Inggris Indonesia Globe, muncul meramaikan kancah pers nasional. Semuanya bukan tanpa dasar dan perhitungan ekonomis semata tapi juga didasarkan pijakan keunggulan pemikiaran dan ide yang tentunya berbasis pada kreatifitas. Sederhananya kait-mengait kreatifitas ini salaing menghidupi dan industri kreatif tumbuh diantaranya.

Dalam rangka memudahkan, pemerintah membuat model berdasarkan pada individu kreatif dengan denga lima pilar utama:
1 industri yang terlibat dalam produksi kreatif;
2. teknologi sebagai pendukung mewujudkan kreatifitas individu;
3. sumber daya seperti sumber daya alam dan lahan;
4. kelembagaan mulai dari norma dan nilai di masyarakat, asosiasi industri,dan komunitas pendukung hingga perlindungan atas kekayaan intelektual; dan
5. lembaga intermediasi keuangan.


Model yang dijabarkan oleh pemerintah ini tentunya dimaksudkan untuk memetekan idustri kreatif sehingg diketahui alur dari awal hingga industri kreatif mampu berperan sebagai penyokong ekonomi nasional.

Adalah tepat bila industri kreatif perlu dilindungi sehingga alurnya pun jelas mempunayi kemanfaatan yang praktis yakni bergeliatnya ekonomi nasional. Sekali lagi pilihan ini tidak keliru sama sekali, karena industri kreatif lahir dari kekuatan brain sumber daya manusia atau brain man power yang juga tidak punah selama manusia masih ada. Terlebih lagi penyiasatan setelah semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan hasil tambang lainnya yang bakal menemui titik kritis pada saat volume cadangannya berkurang.

Serangkaian data menunjukkan pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada tahun 2006 atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6%. Demikian pula, mampu menyerap 3,7 juta tanaga kerja setara 4,7% total penyerapan tenaga kerja baru. Dengan situasi seperti itu, bukan tidak mungkin industri kreatif akan terus tumbuh dan menjadi basis bagi berbagai produk yagn berkualitas. Lihat saja, berbagai produk mebel yang mampu tembus ke pasar internsional dibackingi oleh kreatifitas disainer dalam pembuatan model dan tentunya pemilihan bahan dan masih banyak lagi yang lain.

Namun lagi-lagi menjadi persoaalan sebagaimana pemetaan yang dilakukan oleh pemerintah, sejauhmana industri kreatif mampu tumbuh dan proses kreatif berjalan sehingga hasilnya dapat dinikmati secara optimal. Pada tingakt ini, jelas perlindungan hukum menjadi sentrum dalam menjaa keberlangsungan industri kreatif. Akan menjadi rusak bila sentrum tersebut tidak efektif dan berguna melindungi industri kreatif karena goncangannya melahirkan kemacetan pada industri kreatif. Pranata hukum HAKI adalah sentrum berjalannya industri kreatif agar tidakterjadi kekisruhan. Dapat dibayagkan apabila industri rumah tangga dapat memperbayak karya-karya kreatif arti rantai industri dari mulai penciptaan, proses, produksi, dan pemasaran hasil kreatif terputus yang menyebabkan idustri merugi yang otomatis merugikan pencipta dan pada akhirnya end user/publik juga dirugikan karana mendapatkan produk atu kemasan hasil ciptaan berkelas rendah. (Kie Chang Liem, 7/01/09)

Senin, 05 Januari 2009

HIKMAH MINGGU INI

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim)
Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)
Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah. (HR. Ath-Thabrani)
Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq'alaih)
Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari)
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

SEDEKAH Yuuk...

Dalam satu diskusi dengan temanku, pentingnya berbagi dengan orang lain…sebagai orang Isalam kita diwajibkan berzakat; zakat fitrah dan zakat mal, termasuk bersedekah, begitulah.

Jumlahnya juga tak banyak hanya 2,5% tapi ternyata berat juga..ngebayarnya juga ntar-ntar...tapi kalo dah urusan NPWP sebelum di rajia pemerintah wah buruan...beda banget ama zakat dan sedekah. Lebih individual, sanksi ntar di akhirat tapi karena diwajibkan maka kerjakanlah.

Jadi, ketika aku ngobrol bareng ama temenku, dia bilang, wah kalo kita, orang Krinstiani jumlahnya 10%. Mendengarnya aku terhenjak, haahh! 10% yang bener aja. Iya, katanya, itu untuk menghapus dosa dan membersihkan harta kita serta memperkuat persaudaraan kita juga menambah harta yang kita dapet. Kok bisa?? Karena akan memotivasi kita untuk bekerja menghasilkan kekayaan lebih banyak dan bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Pantes aja, orang Kristen pada kaya-kaya. Pantes aja, kalo aku liat pada acara Kebaktian temanku di gerejanya, mulai dari merci ampe suzuki parkir. (makasi, teman aku belajar darimu)

Sampai disini aku, mikir...! Sebagai seorang muslim, bukankah kita diajarkan hal serupa. Zakat membersihkan harta. Banyak dari dosa-dosa kita juga rontok bila kita rajin bersedekah. Terus, memperbanyak harta?? Kalau urusan solidaritas, aku fikir Islam sangat menganjurkan dan salah satunya ya, zakat dan sedekah.

Tapi temenku juga belajar dariku, orang Islam katanya, suka baca kitab suci padahal bahasa Arab, tau ga tahu arti di baca karena dapet pahala dan menenangkan hati. Aku juga, katanya, mau baca kitab suciku, minimal selembar dua lembar sehari...tadarrus ni yee..hehehe. (oke, dech)

Mmm...kayaknya karena aku ga ngerti bahasa Arab terjemahan juga harus dibaca dech. Tapi, aku salut atas perkataan teman ini yang bilang 10%, andai kita dapet gaji 1 juta, maka 100 rebu disumbangkan. Kalo saya, 1 juta, yah sekitar 25 rebu...KFC sekotak... bayangin aja kalo tiap bulan 25 rebu. Yo wess. Mari kita berlomba dalam kebaikan.

Aku jadi teringat, memang bener kalau kita berzakat harta kita jadi bersih. Disamping itu, memupuk rasa belas kasih, sabar dan ikhlas. Harta, siapa sih yang ga mau? Bahkan kalau kita shalat Dhuha, doanya, terjemahannya:

”Ya, Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-MU, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku apabila rizqiku berada di atas langit, maka turunkanlah. Apabila berada di bumi, maka keluarkanlah. Apabila sukar, maka mudahkanlah. Apabila haram, maka sucikanlah. Apabila jauh, maka dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu. (Wahai, Tuhanku), datangkanlah kepadaku apa yang telah Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yagn shaleh.” (doa seusai shalat dhuha:Ust. Labib MZ)

Ternyata kita mang disuruh untuk jadi orang kaya, doanya aja...minta disegerakan..tapi ya..kita harus mau berbagi. Begini juga, orang yang sukses itu pasti orang baik dan orang baik pasti orang yang berguna untuk orang lain karenanya kita harus rajin bersedekah atau berbagi dengan sesama, ya toch. Itu juga supaya harta atau sebab-sebab yang menjadikan harta bertambah (karir) bertambah atau meningkat. Tuhan juga menantang kita, dengan ”maukah kau kutunjukkan perniagaan yang paling menguntungkan? Berniagalah dijalan Tuhan”...maksudnya ya sedekah...itu..diibatkan berniaga, artinya ada untung dan rugi, pastinya berniaga dengan Tuhan pastilah untung.

Kalaulah orang lain, bisa berbuat baik mengapa kita tidak? Ya khan! Dalam suatu khutbah jum’at, khatib bilang. Pada waktu Nabi Muhammad memasuki Kota Madinah, dia melihat orang-orang Yahudi sedang berpuasa 10 Muharram mengenang dan menghormati Nabi Musa AS, ketika mengetahui itu, Nabi Muhammad pun berkata, Aku lebih berhak memuliakan 10 Muharram, maka disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram...Aku ga tau salah apa benar silahkan koreksi, tapi yang aku ingin gambarkan bahwa ada keinginan kuat untuk berbuat baik atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Lihatlah, orang-orang Yahudi berpuasa 10 Muharram, Nabi menyerukan puasa melebihi orang-orang Yahudi. Begitu juga temanku yang 10% diatas. Apa ada yang mau berzakat atau bersedekah diatas 10% dari pendapatannya perbulan? (Kie Chang Liem 02/01/09)

Mari bicara Cinta (3)

Dunia ini tidak ujug-ujug alias simsalabim atau abrakadabra atau hocus focus...wiisss..criiing..tapi dibentuk melalui proses, apa sih susahnya bagi Tuhan untuk membuat dunia semesta ini. Tinggal bilang, kun fa yakun! Tapi dibentuk dengan 6 hari atau 6 masa atau 6 proses...

Wow, ini menjadi ikhtibar kepada kita, (1) Tuhan menghargai proses, (2) Tuhan ingin mengatakan inilah yang Kubuat dengan 6 masa itu untuk menjdikannya yang terbaik...Bukankah juga, manusia dibuat dengan sebaik-baiknya kejadian. Melaui, proses 40 hari dari darah...menjadi ‘alaq dan seterusnya...

Sudahlah, Maha Suci Tuhan kita. Intinya proses dan dalam proses ada usaha dan usaha itu butuh perjuangan dan perjuangan butuh pengorbanan....Hehehe, ga mau kehilangan makna silogisme...dalam premis-premis nie.

Yuk, sis n bro. Pengorbanan. Taukah kamu, pengorbanan itu penting. Itulah pembuktian dari ketulusan dan kemurnian cinta. Lihatlah, Ibrahim atau Abraham (AS) ketika ia berharap mempunyai keturunan tapi ia tak mau kehilangan cintanya kepada Ilahi. Dengan enteng ia berjanji bila aku punya anak akan kukorbankan sebagai bukti aku tak akan kehilangan cinta kepadaMu.

Dan, ketika anak itu tumbuh, janji itu ditagih dan Ibrahimpun memenuhinya. Sang ibu Hajar, walau sedih tapi meletakkan cinta dan harapan kepada Tuhannya, dan sang anak Ismail atau Ismael (AS) pun yakin cinta kepada ibu dan ayah adalah jalan kepada Tuhannya. Dan, segera penyembelihan dilakukan, seekor qibas menggantikannya.

Nah, apa sebenarnya? Jika kau mendapatkan cinta maka berkorbanlah. Bentuklah orang yang kau cintai menjadi orang yang berdaya. Jika kau menggantungkan harapan jangan kepada orang yang kau cintai tapi Tuhan yang menjadikan orang yang kau cintai. Lihatlah Isamil yang dincintai oleh kedua orang tuanya tidak musnah...!

Dalam cinta berkorban perlu…selain melatih kita untuk bersabar tapi merasakan dekapan Tuhan dalam harapan…merasakan Tuhan membimbingmu…berkorban waktu..mmm..biarkan orang yang kamu cintai memilih jalannya…dan pada akhirnya bilapun kau kehilangan orang yang kau cintai.. Kamu ga akan menyesal karena kau tahu Tuhanmu tidak mau kehilanganMu…dan memilihkan kamu sesuatu yang lebih baik.

Namun, pembuktian atas pengorbananmu juga penting…tunjukkanlah keseungguhanmu…nah…lakukanlah.

Wassalam. Kcl.

Mari bicara Cinta (2)

Pernahkah kamu tahu, sis and bro. Emas yang murni seperti apa? Yah tanpa campuran namanya juga murni...paling tidak sedikit mungkin campuran unsur lain, ya kalau bicara emas tadi kita harus bawa ke laboratorium..

Begitu juga kadar kesukaan kita pada sesuatu, jika kita suka tanpa pretensi apapun karena sayang aja, apakah itu cinta murni...

Paling tidak kita bisa merasakan itu melalui hati kita suka aja tanpa sebab barangkali...ups cinta buta? Tidak. Begitulah kalau kita murni mencintai seseorang atau sesuatu lahir dari perasaan paling dalam.

Tak mau kehilangan orang atau sesuatu yang kita cintai. Ingin terus dekat dengan yang kita cintai dan mersa selalu ada. Cinta atau suka yang demikian datang dari hati yang paling dalam.


Wassalam. Kcl.

Minggu, 04 Januari 2009

Mari Bicara Cinta (1)

Bagaimana rasanya jatuh cinta…huhu..jangan ditanya, bias menyiksa bisa juga rindu melulu dan satu lagi bisa tergila-gila, siang malam, pagi-sore, bisa senyum-senyum sendiri…yang pernah mengalami tahu rasanya..


Pencinta sejati, dia akan terus mengingat apa yang dia cintai atau orang yang dia cintai sekalipun sudah tak mungkin untuk digapai. Bodoh..memang. coba bayangkan berapa banyak waktu yang dikorbankan untuk mengingat yang dicintainya dan terus berharap. Padahal, dia tahu apa yang paling mahal dalam kehidupan adalah waktu…

Kita tidak akan pernah bertemu dengan waktu walau satu detik telah kita lewati, bayangkan para pencinta itu, dalam waktu, hari, minggu, bulan, tahun, windu, decade…emmhh. Kalau sudah begini merana, bro n sis.


Tapi, itulah dia tadi cinta itu ternyata tulus. Mari kita ubah cinta kita kepada makhluk yang mungkin semakin kita cintai semakin dia menjauh. Tapi bayangkan, para pengendara malam (nightrider), menitikkan air mata, merintih, meminta Tuhannya untuk menghapus dosa-dosanya.

Padahal, tak pernah dia melihat Tuhanya tapi kerinduan yang mendalam akan janji pengampunan Tuhannya dan pengabulan atas doa-doa yang dimintanya kepada Ilahi…tidak pernah mengenal waktu…dan berharap terus.

Ehhhmmm, kalau sudah begini..maka jangan pernah kamu meremehkan cinta, ya.

Wassalam. Kcl.